Senin, 24 Januari 2011

[translation] TOP with Japanesse Magazine



Interview langsung tentang artis yang paling populer yang melakukan debutnya sebagai aktor di dalam sebuah film, Choi Seunghyun aka TOP dari Big Bang.

Tidak hanya TOP berada di dalam sebuah grup yang populer, Big Bang, tetapi dia juga ditantang untuk menjadi aktor, Choi Seunghyun. Film pertama telah ditampilkan di public tanpa masalah. Berbeda dari melihatnya sebagai artis, kami akan melaporkan sisi lainnya pada anda secara langsung.

Setelah menonton film itu, kami berharap dapat merasakan kebahagiaan saat ini. Sekarang, tentu saja baik di Korea maupun di Jepang, TOP dari Big Bang dikenal sebagai rapper dan Choi Seunghyun sebagai aktor. Film pertamanya, “71: Into The Fire”, diberikan penghargaan di Korean Academy Awards. Film tersebut, “71: Into The Fire”, adalah sebuah drama kemanusiaan yang nyata tentang para tentara pelajar, yang terinspirasi dari surat-surat ibu mereka dimana hal itu terjadi di masa Perang Korea.

Q: Mendapatkan reputasi yang tinggi di drama, “IRIS”, kenapa Seunghyun mau melakukan debut di film juga?

TOP: Kenyataannya, ketika aku mencoba melakukan debutku di layar lebar, aku memiliki banyak sekali naskah yang harus kupilih. Naskah ini sangat spesial. Ini adalah naskah yang paling emosional di antara semua naskah yang pernah kubaca dan kupikir ini adalah naskah yang patut ditantang untukku karena aku berada di generasi yang mengetahui sedikit tentang Perang Korea. Karena itulah aku memilih ini. Generasi ini, yang mengetahui sedikit tentang perang, akan merasa senang hidup di masa yang begitu damai dan ingin menangkap kebahagiaan hari ini saat menontonnya. Kurasa jika aku, yang ada di generasi yang mengetahui sedikit tentang perang, memainkan peran di dalam film tersebut, akan menarik orang-orang yang mempunyai perasaan yang sama, untuk datang dan menontonnya. Kami menanggap servis kepada militer sebagai kewajiban kami. Hal itu tidak diragukan lagi. Begitu juga dengan waktu dimana Jaebeom hidup. Jika perang terjadi saat ini mungkin aku akan pergi ke barisan depan sepertinya. Tentu saja sangatlah baik karena hal itu tidak terjadi sekarang.

Q: Ketika bermain sebagai JaeBeom, dia melelahkan diri dan mencari informasi tentang perang tersebut. Karena itulah, dia mengerti tentang perang dan servis militer secara mendalam. 

TOP:Meskipun aku sudah tahu beberapa informasi tentang Perang Korea dari orangtuaku dan dari orangtua ayah ibuku, setelah mencari, aku jadi mengetahui betapa menyakitkannya perang itu. Ketika aku memutuskan untuk bermain di film tersebut, yang aku tahu tentang Perang Korea adalah hanya dari buku-buku pelajaran. Agar bisa menantang peran ini lebih baik, aku berusaha sebisaku untuk mencari informasi agar bisa memperluas kepekaanku tentang perang sebelum syuting. Kalau tidak, aku tidak akan bisa melakukan ini. Melalui ini aku belajar begitu banyak tentang kenyataan yang pahit. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana seorang laki-laki berumur 17 tahun bisa melalui sesuatu yang seperti ini. Gambaran dari para tentara pelajar itu adalah alasan kenapa aku bisa berakting sebagai ‘dia’ secara sukses. Meskipun mereka terlihat begitu muda di gambar, kami bisa melihat mereka sedang berada dalam pikiran yang mendalam . . . . membuat orang berpikir mereka tampak dewasa. Mereka sungguh berbeda dari ketika aku berumur 17 tahun. Ekspresi mereka mempengaruhi aku dan akhirnya, aku bisa berakting sebagai JaeBeom dengan baik. Karena adalah hal yang sulit untuk membayangkan menjadi seseorang yang berbeda dariku, itu adalah bagian yang paling menyulitkan dari pekerjaanku. 

Q: Berakting sebagai JaeBeom, pengalamannya tidak terlalu tinggi. Kali ini, mereka mensyuting paling baik scene perang yang intens.

TOP: Ada begitu banyak NGs karena kami mau membuatnya sebagai tampak nyata bagaikan benar-benar perang yang sebenarnya. Dari situ, aku bisa melihat akting yang menakjubkan dari para senior-seniorku. Sebelumnya, aku pernah bekerja dengan para senior dan hatiku tergerak oleh Kwon Sang Woo. Bukan hanya karena aktingnya, tapi juga kehidupan pribadinya. Dia sering menelepon keluarganya. Tekanannya pada nilai-nilai keluarga membuat aku merasa dia adalah ‘laki-laki yang sempurna’. Dan aku mulai berpikir bahwa ‘pernikahan itu tidak buruk juga’ untuk pertama kalinya (tertawa). Sebelumnya, aku tidak pernah berpikir tentang pernikahan. Aku merasa bahwa itu adalah hal yang aneh, Penting juga untuk memiliki pacar saat ini, tapi aku mau melakukan banyak hal sebelum menikah. Eh, menikah di usia yang lebih tua juga bagus. (tertawa)


Source: Didikuro @21bangs.com
Indo Trans by : stefannie@VIPindonesia
BIGBANGvipINDONESIA.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar